Jakarta(BN)-Anggota DPR RI komisi IV dari Fraksi PKS H Johan Rosihan ST sangat prihatin dengan rendahnya penyerapan anggaran Kementan yang hanya di bawah rata rata 20 persen.ia pun mempertanyakan kepada kementan bagaimana penyerapan anggarannya begitu rendah
“Yang murni aja baru terserap di bawah rata rata 20 oersen dan ini sudah bulan enam masuk satu semester apa perlu ABT ujar Johan dalam RPD Komisi IV dengan Esellon 1 Kementan di Gedung Parlemen Senayan,Rabu(2/6/2001)
Lebih lanjut Johan mempertanyakan uang yg sudah dihabiskan 20 persen bagimana dengan produksinya apakah sudah mencapi tagert di banding dengan produksinya
Target padi di 2021 berapa,capaian anggarannya sehingga Kebutuhan nasional yang kita kejar untuk Swasembada pangan bisa apa tidak
contohnya kedelai target kedelai 300 ribu padahal kebutuhan nasional kita 3 juta lebih artinya kita masih merancang untuk impor ujar johan
”Kemarin di paripurna saya intrupsi minta anggaran pertanian di tingkatkan dan jangan main potong sepihak mudah mudahan kalau di dengar oleh pemerintah kementan tidak siap kalau tidak punya roodmap menuju swasembada pangan ujar johan
Politisi PKS ini menambahkan tidak penting kementan sudah menghabiskan berapa banyak anggaran tapi yang penting seberapa mampu untuk memenuhi kebutuhan nasional kita
Legislator PKS ini menayakan bagaimana strategi kementan soal Nilai Tukar Petani(NTP)karena ntp bukan soal kita
Kita hanya bemain di hulu,kita bicara produksi tapi jualan ada di kementrian lain jadi bagaimana strategi kementan berkomuniksi dengan menteri perdagangan karena menyangkut harga contoh jagung kemarin masih Rp 5200 tapi kenapa sekarang sudah mencapai Rp 4700 ujar johan
Wakil rakyat dari dapil NTB 1 ini meminta masalah Dana Alokasi Khisus(DAK) kementan jangan membuat kasta dalam Balai Penyuluh Pertanian(BPP)karena konstratani juga menghasilkan BPP model dan lain lain
“Saya dengar DAK hanya untuk BPP model dan BPP lain tidak dapat oleh karena itu hanya menimbulkan kecemburuan diantara BPP tutup johan