Jakarta (BN) -Menjelang Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) pada tanggal 21 Februari nanti, Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, H Johan Rosihan, ST mendorong pemerintah untuk menjadikan momentum tersebut sebagai penguatan penerapan konsep pengolahan sampah terpadu. Hal ini mengingat terus meningkatnya jumlah timbunan sampah, akibat pertambahan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi sehingga memerlukan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Hal tersebut diungkapkan Johan agar Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun ini bisa menjadi titik tolak perubahan sistem pengolahan sampah menuju kelestarian lingkungan.
Anggota Komisi IV DPR RI ini menuturkan selama ini sistem pengolahan sampah dilakukan dengan cara kumpul-angkut-buang padahal semestinya pengolahan sampah harus didorong menggunaan konsep terpadu yang meliputi aspek teknis operasional, aspek finansial dan aspek kelembagaan. Hal ini penting diperkuat oleh pemerintah agar sampah tidak berdampak negative terhadap Kesehatan dan tetap mampu menjaga kelestarian lingkungan kita, tutur Johan.
Politisi PKS ini menjelaskan bahwa aspek teknis operasional dilakukan dengan memperhitungkan material sampah yang didasarkan pada data timbunan, komposisi, potensi daur ulang dan karakteristik sampah, dari perhitungan tersebut dapat dilakukan pemisahan sampah yang dikelompokkan atas sampah basah, sampah kertas, sampah plastic dan lain sebagainya. Selanjutnya dapat dilakukan pengolahan secara terpadu meliputi pengomposan sampah layak kompos, penjualan sampah kering layak jual dengan penerapan bank sampah dan pembakaran sampah sisa dengan proses yang benar.
Selanjutnya Johan menjelaskan sesuai dengan amanat UU No. 18/2008 tentang pengelolaan sampah maka konsep pengelolaan sampah terpadu sudah waktunya diterapkan secara optimal, yaitu dengan meminimalisir sampah dan memaksimalkan kegiatan daur ulang dan pengomposan dengan TPA yang ramah lingkungan, urai Johan.
Wakil rakyat dari NTB ini berharap momentum HPSN saat ini dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi aktif dari masyarakat dan memperluas keterlibatan masyarakat dalam proses pemilahan dan pengolahan sampah. Saya melihat perlu adanya Kerjasama lintas sectoral dari berbagai pihak untuk kesuksesan tata Kelola sampah, mulai dari pemanfaatan produk daur ulang sampah, industry daur ulang sampah dan pemasaran produk daur ulang tersebut, ujar Johan.
Legislator dari Pulau Sumbawa ini melihat diperlukan komitmen kita semua agar sampah bisa berdampak pada sumber pendapatan ekonomi sekaligus tetap menjaga kelestarian lingkungan. Harus ada paradigma baru tentang pengolahan sampah yang menekankan pengolahan berbasis masyarakat dengan penerapan Metode 3R yakni Reduce, Reuse dan Recycle menuju pembangunan Indonesia berkelanjutan, tutup Johan.(Rhd)