Jakarta (ANTARA) – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore, menguat setelah pengumuman kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Kurs rupiah Kamis sore menguat 48 poin menjadi Rp14.140 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.188 per dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis, mengatakan kebijakan BI yang mempertahankan BI 7Day Reverse Repo Rate di level 6 persen menjadi sentimen internal yang positif bagi rupiah hari ini.
"Bahkan jika kondisi tetap stabil, seperti laju inflasi yang 'santai' atau defisit transaksi berjalan bisa lebih terkendali, maka bukan tidak mungkin BI akan menurunkan suku bunga acuan. Andai langkah ini ditempuh, maka akan menjadi bahan bakar untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi," ujar Ibrahim.
Menurut Ibrahim, dengan rupiah yang cenderung menguat dan laju inflasi domestik yang "santai" alias baru 2,57 persen (tahun ke tahun/yoy) sampai Februari dan terendah sejak November 2009, mungkin sudah saatnya BI mulai mempertimbangkan untuk masuk menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dengan cara relaksasi kebijakan suku bunga.
"Namun itu dengan catatan defisit transaksi berjalan bisa lebih terkendali," katanya.
Dari eksternal, sentimen positif yang mendorong rupiah menguat yaitu The Fed yang secara tiba-tiba mengakhiri siklus kenaikan suku bunga yang telah berlangsung sejak tiga tahun lalu. Sikap tersebut mengabaikan proyeksi dua kali kenaikan yang dibuat Desember 2018, di tengah tanda-tanda pelemahan ekonomi AS yang kian mengemuka.
Sedangkan sentimen negatif bagi pergerakan rupiah hari ini, lanjut Ibrahim, yaitu ketakutan akan Brexit yang kacau telah kembali ke pasar Eropa setelah pidato dari Perdana Menteri Theresa May Rabu (20/3) malam, yang menguraikan tidak ada pilihan lain selain Perjanjian Penarikan yang telah dua kali ditolak oleh parlemen, atau Brexit "tanpa kesepakatan dalam delapan hari".
Selain itu, perkembangan harga minyak mentah dunia menjadi sentimen negatif bagi rupiah. Pada pukul 15:30 WIB, harga minyak jenis "light sweet " menguat ke level 60,11 dolar AS per barel. Ketika harga minyak naik, maka biaya impor komoditas ini akan lebih mahal.
"Devisa yang 'terbakar' untuk keperluan impor menjadi lebih banyak sehingga menambah tekanan di transaksi berjalan. Rupiah pun punya kesempatan untuk melemah karena fondasi yang kembali rapuh," ujar Ibrahim.
Nilai tukar (kurs) rupiah pada pagi dibuka menguat Rp14.105 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.093 per dolar AS hingga Rp14.140 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.102 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.231 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2019