Wednesday|11-12-2024

Pers Mahasiswa Dituntut untuk Profesionalisme dan mengikuti Perkembangan di Era Digital Saat ini

  • Share

BeritaNusantara.com, Jakarta – Dewasa ini, Indonesia mengalami kebanjiran informasi. Penuh sesaknya informasi yang sejalan dengan perkembangan teknologi, seakan-akan sanggup membuat masyarakat resah. Media-media tidak bisa terhindar dari fenomena tersebut.

Jurnalis Indonesia setidaknya dituntut untuk memiliki kemampuan menyortir, memilah, dan menyajikan kebenaran sebagai penyegar informasi yang diterima oleh publik.

Jurnalis dituntut untuk mengembalikan sikap profesionalisme wartawan agar dapat mempertahankan kepercayaan publik pada pers.

KemenKominfo bekerjasama dengan Fisip UI pada tanggal 15 Februari 2023 menyelenggarakan Seminar Nasional yang bertajuk “Profesionalisme Pers Mahasiswa di Era Digital” di Auditorium Fisip UI, Depok-Jawa Barat.

Nursodik Gunarjo selaku Direktur Pengelola Media Kemenkominfo pada kesempatan acara seminar dan diskusi bertajuk “Profesionalisme Pers Mahasiswa di Era Digital” di Kampus FISIP UI, Depok (15/2/23) mengatakan, “Jelas bahwa iklim pers yang sehat dan berkualitas sangat penting untuk terus ditumbuhkembangkan, dan ini juga berlaku pers yang dikelola oleh mahasiswa, sehat tidaknya pers berdampak pada kehidupan berbangsa dan bernegara secara keseluruhan.”

Baca Juga : Wapres Resmikan Pembangunan Pusat Keuangan Syariah Pertama di Indonesia

Lebih lanjut, Nursodik menjelaskan, “Jadi kalau menyebut pers sebagai cermin yang selalu merefleksikan situasi kondisi masyarakat, saya kira betul apa adanya jika pers sehat masyarakatpun akan sehat demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu, segeralah berupaya agar pers berada kondisi idealnya harus terus dilakukan agar pers dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Dan syarat mutlak terciptanya pers ideal adalah profesionalitas didalam pengelolaannya.”

Nursodik mengatakan, “Jadi yang penting bagaimana pers mahasiswa ini bisa menegakkan jati dirinya sebagai identitas yang berkualitas, saat ini justru ketika menghadapi era digitalisasi ini menghadapi tantangan yang cukup signifikan, salah satunya adalah semakin sulitnya menegakkan jurnalisme yang berkualitas dari tubuh pers mahasiswa.

Monumen Pers Nasional Surakarta sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, memiliki tugas dan fungsi pelayanan informasi kepada masyarakat sekaligus mengumpulkan dan mendokumentasikan bukti terbit media cetak koran dan majalah serta koleksi benda kuno terkait sejarah pers nasional.

Baca Juga : Jurnalis Dilindungi UU Pers, Polisi Kok Main Pukul

Melalui rangkaian kegiatan Seminar Nasional “Profesionalisme Pers Mahasiswa di Era Digital” ini diharapkan dapat menjadi ruang diskusi dan belajar mengenai sikap profesionalisme jurnalis. Selain itu, secara khusus bertujuan meningkatkan minat kunjungan studi ke Monumen Pers Nasional Surakarta menambah wawasan tentang sejarah pers nasional dan perkembangan pers nasional.

Widodo Hastjaryo selaku Kepala Monumen Pers mengatakan, “Kegiatan ini merupakan rangkaian dari pada Hari Pers Nasional (HPN) dimana setiap bulan Februari Monumen Pers Nasional yang merupakan UPT dari Direktorat Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkominfo mengadakan kegiatan yang dinamakan festival pers.

Jadi festival pers adalah kegiatan yang dilakukan oleh Monumen Pers satu bulan penuh, salah satunya adalah roadshow dengan kegiatan di USU, HPN saat ini diadakan di Sumatera Utara kemudian hari ini ada di UI dan penutupannya nanti tanggal 25 Februari di Solo sekaligus pembagian hadiah, ada lomba-lomba dan ada banyak kegiatan selama satu bulan penuh di Monumen Pers itu sendiri.”

“Semoga kegiatan profesionalisme pers mahasiswa ini bisa mengikuti perkembangan di era digital, karena mengenai impact saking cepetnya terlupakan, oleh sebab itu dengan adanya profesionalisme pers para mahasiswa ini calon-calon pers itu bisa belajar dan bisa memahami tentang impact yang ditulis dari para mahasiswa ini. Karena mereka tidak terlindungi oleh UU Pers dari Dewan Pers, tetapi mereka juga terlepas dari UU Pers jadi mereka berdiri sendiri, otomatis takutnya kebablasan itu yang kita edukasi di kegiatan ini karena perkembangan teknologi namanya disrupsi digital demikian cepat supaya bisa dipahami oleh para mahasiswa jadi kita akan terus melakukan roadshow setiap bulan Februari, “harap Widodo.

Sementara itu dalam sambutannya, Semiarto Aji Purwanto selaku Dekan FISIP UI mengatakan, “Kita semua sudah bicara perubahan dalam konteks pers, sebagaimana cerita-cerita terdahulu bicara soal pers salah satunya pers perjuangan mulai dari mahasiswa masa yang penuh idealisme, masa kritis, sikap dan pikiran. Bagaimana menyampaikan kebebasan berpendapat, bagaimana menyampaikan ide ke dunia publik. Kawan-kawan di UI saya rasa yang kuat jurnalisme kampusnya.”

“Sekarang kita berada di era digital, bagian penting kalau kita main-main didunia digital, jejak digital tidak pernah hilang ini tuntutannya jadi semakin serius bersikap profesional dalam arti meningkatkan kecerdasan meningkatkan kualitas dan lain sebagainya, “ujar Semiarto.

Dilansir dari laman resmi Dewan Pers, Yadi Hendriana, ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers menjelaskan bahwa data pengaduan di Dewan Pers setiap bulan menunjukkan peningkatan. Di satu sisi ini bernilai positif, karena masyarakat memiliki kesadaran untuk mengadukan keberatan pemberitaan pers kepada Dewan Pers.

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Hari Pers Nasional yang dilaksanakan setiap tahunnya. Selain di Jakarta, Monumen Pers Nasional menyelenggarakan sejumlah kegiatan lain yang berkaitan di Medan pada dan Surakarta pada Bulan Februari. (red)

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *