Monday|09-12-2024

AHY Minta Moeldoko Tak Jadi Mesin Produksi Hoaks

  • Share

MerdekaNews.co.id – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melancarkan serangan balik terhadap Moeldoko yang dipilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Serangan balik itu merupakan respons AHY atas sejumlah pernyataan yang disampaikan Moeldoko lewat sebuah video di akun media sosial Instagram miliknya, @dr_moeldoko pada Minggu (28/3).

Baca JUga : Demokrat Kubu Moeldoko Daftar Kemenkumham, Bola di Tangan Pemerintah

AHY meminta Moeldoko tidak menjadi mesin produksi fitnah, hoaks, dan adu domba. AHY menilai Kepala Staf Presiden (KSP) itu kembali berbohong setelah kurang lebih tiga minggu tak muncul usai KLB.

“Jangan sampai karena merasa terpojok oleh perbuatannya sendiri, dan juga terperangkap atas kebohongan awal, kemudian ke depan, KSP Moeldoko dengan pengikut-pengikutnya memproduksi lagi kebohongan-kebohongan baru, menjadi mesin yang memproduksi fitnah, hoaks dan adu domba,” kata AHY saat menyampaikan konferensi pers di Gedung DPP Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (29/3).

Ia berkata, seluruh kader Demokrat sejak awal sudah yakin bahwa Moeldoko akan mengabaikan etika dan nilai-nilai moral sebagai bangsa yang beradab serta nilai-nilai etika keperwiraan dan keprajuritan.

Bahkan, lanjutnya, para kader Demokrat dan masyarakat luas kini telah sampai pada tahap mempertanyakan kapasitas Moeldoko sebagai pejabat tinggi negara dalam mengambil keputusan secara serampangan, gegabah, emosional, dan jauh dari akal sehat.

Baca Juga : Seluruh Parpol Didorong Tolak Kudeta Demokrat oleh Moeldoko

“Konstitusi Partai Demokrat, yaitu AD/ART tahun 2020 yang telah disahkan oleh pemerintah, menyatakan bahwa untuk sahnya penyelenggaraan KLB, harus atas permintaan paling tidak 2/3 dari 34 ketua DPD dan 1/2 dari 514 Ketua DPC sebagai pemegang hak suara yang sah,” kata AHY.

“Sementara faktanya, persyaratan tersebut sama sekali tidak dipenuhi. Lalu, bagaimana mungkin KSP Moeldoko merasa bahwa KLB itu sah dan legitimate sehingga menerima dan mengklaim dirinya didaulat sebagai Ketua Umum?” imbuhnya.

Putra sulung Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu pun mempertanyakan keberanian Moeldoko untuk mengakui bahwa dirinya sudah tertipu oleh para makelar politik.

“Di sisi lain, jika KSP Moeldoko menyangkal kebohongan-kebohongannya itu, maka ia harus mengakui bahwa ia telah tertipu oleh para makelar politik,” tanya AHY.

AHY juga terlihat geram dengan pernyataan Moeldoko yang menyinggung soal pertentangan ideologi di internal Partai Demokrat. Ia meminta Moeldoko menjelaskan detail pertentangan ideologi yang dimaksud dan mempertanggungjawabkan tudingan tersebut.

Sebab menurut AHY, tuduhan itu telah menyakiti perasaan para penggagas dan pendiri serta seluruh kader Partai Demokrat.

“Tentu saja, kami tidak bisa menerima segala bentuk upaya pembusukan terhadap integritas, prinsip, dan nilai-nilai yang Partai Demokrat perjuangkan selama ini,” kata AHY.

Sebelumnya, Moeldoko bicara soal tarikan ideologis dalam tubuh Partai Demokrat. Moeldoko juga mengklaim ada pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024.

Menurut Moeldoko, pertarungan ideologis ini terstruktur dan mudah dikenali. Hal ini, menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.

“Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024,” kata Moeldoko dalam video yang yang diunggah di akun Instagramnya @dr_Moeldoko pada Minggu (28/3).

Soal tarikan ideologis di tubuh Demokrat, Moeldoko menyebut hal itu jadi salah satu alasan dirinya bersedia menjadi ketua umum partai berlambang Bintang Mercy.

“Jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa. Itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat, setelah tiga pertanyaan yang saya ajukan dijawab dengan baik oleh rekan-rekan sekalian,” tuturnya.

Sumber Berita : CNN INDONESIA

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *