Jakarta(BN)- Indonesia mencetak sejarah baru dalam dunia kepanduan internasional dengan menjadi tuan rumah Jambore Pramuka Muslim Dunia (World Muslim Scout Jamboree/WMSJ) 2025, yang secara resmi dibuka di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur, pada Selasa (9/9) malam.
Ajang ini menjadi jambore pramuka Muslim pertama di dunia, dan diikuti oleh lebih dari 18.000 peserta yang terdiri dari pramuka muda, pembina, serta panitia dari berbagai negara. Perhelatan akbar ini digagas oleh Panitia 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, sebagai bagian dari rangkaian perayaan satu abad kiprah pesantren dalam pendidikan dan dakwah.
Pemimpin Bangsa Hadiri Pembukaan
Pembukaan WMSJ 2025 dipimpin langsung oleh Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, dan dihadiri sejumlah tokoh nasional, antara lain Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Budi Waseso, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, serta Menteri Agama RI, KH Nasaruddin Umar. Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor juga turut hadir memberikan dukungan penuh, termasuk KH Hasan Abdullah Sahal, KH Amal Fathullah Zarkasyi, KH Akrim Mariyat, dan KH Hamid Fahmi Zarkasyi.
Dalam sambutannya, Ahmad Muzani menyampaikan apresiasi dan rasa bangga terhadap Indonesia yang berhasil menyelenggarakan kegiatan berskala internasional tersebut.
“Sebagai jambore pramuka Muslim pertama di dunia, ini adalah momentum bersejarah. Indonesia tidak hanya menjadi pelopor, tetapi juga menunjukkan bahwa kita mampu menjadi tuan rumah yang baik bagi event internasional. Ini membuktikan bahwa bangsa kita memiliki kapasitas, kesungguhan, dan kesiapan dalam menyelenggarakan kegiatan global,” ujar Muzani.
Lebih dari Sekadar Jambore
Dengan jumlah peserta mencapai 15.300 pramuka Muslim dari berbagai negara, ditambah sekitar 3.000 panitia dan relawan, WMSJ 2025 menjadi simbol solidaritas lintas bangsa dan budaya dalam bingkai Islam yang damai dan bersahabat.
Tak hanya menjadi ajang pertemuan pramuka, kegiatan ini juga membawa pesan-pesan universal tentang perdamaian, kemanusiaan, dan kepedulian sosial. Nilai-nilai dasar kepanduan, seperti kemandirian, semangat gotong-royong, dan tanggung jawab sosial, menjadi fokus utama dari seluruh rangkaian kegiatan.
“Jambore ini bukan sekadar perkemahan atau kegiatan seremonial, tapi menjadi ruang untuk menanamkan nilai-nilai luhur: menolong sesama, membangun rasa empati, dan menjunjung tinggi perdamaian. Ini adalah investasi karakter bagi generasi muda Muslim dunia,” jelas Muzani.
Forum Persaudaraan Muslim Global
Dukungan penuh dari para pimpinan Pondok Modern Gontor menegaskan bahwa WMSJ bukan sekadar “pesta pramuka”, melainkan forum persaudaraan umat Islam dunia. Melalui kegiatan ini, diharapkan tercipta ikatan ukhuwah Islamiyah yang lebih kuat antar pemuda Muslim dari berbagai belahan dunia.
WMSJ 2025 juga menghadirkan beragam agenda edukatif dan inspiratif, mulai dari kegiatan kepanduan, diskusi lintas budaya, talkshow kebangsaan, hingga pentas seni dan budaya antarnegara. Cibubur pun seolah berubah menjadi pusat peradaban kepanduan Muslim dunia selama sepekan pelaksanaan, dari tanggal 9 hingga 14 September 2025.
“Ikutilah seluruh rangkaian kegiatan dengan penuh semangat, keceriaan, dan kebersamaan. Jadikan jambore ini sebagai pengalaman berharga yang akan membentuk karakter dan memperluas wawasan kebangsaan dan kemanusiaan kalian,” pesan Muzani kepada para peserta.
Menandai Era Baru Kepanduan Muslim Dunia
WMSJ 2025 menjadi tonggak sejarah lahirnya era baru kepanduan Muslim global, yang tidak hanya berorientasi pada kegiatan fisik semata, tetapi juga memperkuat dimensi spiritual, moral, dan intelektual para anggotanya. Kehadiran ribuan pramuka dari berbagai negara merupakan bukti nyata bahwa semangat kebersamaan dan kolaborasi lintas negara masih hidup dan tumbuh subur dalam bingkai nilai-nilai Islam.
Dengan suksesnya penyelenggaraan ini, Indonesia semakin mengukuhkan diri sebagai pusat gerakan kepemudaan dan kepramukaan Islam di panggung dunia.