Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menyebut Presiden Joko Widodo tidak mengetahui manuver Kepala Staf Presiden Moeldoko dalam kudeta di Partai Demokrat.
Ngabalin mengaku hampir setiap hari bertemu dengan Moeldoko di Istana. Menurutnya, Moeldoko tidak pernah bicara soal manuver politik di lingkungan kerja.
“Jangankan saya, istrinya sama Pak Presiden saja tidak tahu,'” kata Ngabalin dalam program d’Rooftalk: Perebutan Kekuasaan di Partai Demokrat yang disiarkan detikcom, Rabu (10/3).
Ngabalin juga sempat menemui Presiden Jokowi di Istana Bogor beberapa hari lalu. Ia mengaku tak sempat bicara banyak dengan Jokowi. Namun, ia mengklaim Jokowi tak mengetahui aksi Moeldoko di Demokrat.
Politikus Partai Golkar itu berkata Moeldoko fokus mengerjakan tugas sebagai KSP saat di Istana. Menurutnya, tidak ada waktu sedikit pun Moeldoko bicara soal rencana politiknya.
“Menurut saya, banyak agenda negara yang sungguh-sungguh kami harus bicarakan,” ujarnya. “Tidak ada sama sekali kesempatan dan peluang membahas materi lain,” imbuh Ngabalin.
Di kesempatan yang sama, pakar hukum tata negara Universitas Andalas Feri Amsari meragukan klaim Ngabalin. Feri menyebut Moeldoko seharusnya jadi orang yang paling dekat dengan Jokowi.
Ia menyebut Moeldoko bagian dari kabinet. Terlebih lagi, Moeldoko memimpin lembaga penopang kinerja presiden. Feri yakin Moeldoko melaporkan setiap aktivitasnya kepada Jokowi.
“Kalau bahasa orang Minang, di bawah ketiak. Jadi, dekat sekali KSP dengan presiden. Mustahil, dalam konsep ketatanegaraan, KSP tidak memberi tahu seluruh kegiatan, di luar maupun di dalam Istana,” ujar Feri.
Moeldoko terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres Luar Biasa (KLB), Jumat (5/3). Manuver Moeldoko menimbulkan pertanyaan publik.
Pertama, posisi Moeldoko sebagai orang dekat Presiden Jokowi. Lalu, Moeldoko terpilih lewat KLB di saat Demokrat masih punya kepemimpinan yang sah.