JAKARTA – Guna meminimalisir risiko kerugian yang dialami oleh petani dan peternak, Kementerian Pertanian (Kementan) terus gencarkan sosialisasi program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Meskipun bernama asuransi pertanian, namun tidak hanya petani yang akan dilindungi dari kemungkinan kerugian yang terjadi, namun juga berlaku bagi peternak.
Dalam upaya melindungi komoditas padi dan ternak dari ketidakpastian cuaca dan penyakit lainnya, Kementan melalui Direktorat Prasana dan Sarana Pertanian (PSP) fasilitas subsidi premi dan pendaftaran online. para petani dan peternak makin dimudahkan dengan subsidi premi sebesar 80 persen dari pemerintah.
Pendaftaran asuransi juga makin mudah karena Kementan bersama PT Jasindo menerbitkan layanan berbasis online melalui aplikasi Protan.
“Asuransi pertanian sangat diperlukan untuk menanggulangi kerugian sektor pertanian bila disebabkan faktor alam seperti cuaca,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), Senin (22/2).
Direktur Jenderal Prasana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, asuransi pertanian adalah sarana bagi petani yang mengalami puso dan kematian ternak untuk bangkit kembali memulai usaha mereka. asuransi yang berjalan baik akan memberi perlindungan kepada petani dan peternak.
“UU no. 19 Tahun 2013 yang mengamanatkan perlindungan kepada petani pada hakikatnya adalah tugas semua komponen bangsa. Asuransi untuk membantu melindungi petani dari ancaman kerusakan tanaman akibat bencana alam, pemerintah menganjurkan petani ikut AUTP,” kata Sarwo Edhy.
Menurut Sarwo Edhy, AUTP sangatlah penting bagi petani utamanya menghadapi musim hujan seperti saat ini. Jadi sayang sekali jika petani tidak mau ikut dalam asuransi ini.
“Preminya murah karena dapat subsidi dari pemerintah. Hanya Rp 36 ribu per hektare dari aslinya Rp 180 ribu. Sayang sekali kalau petani tidak ikut karena jika mereka gagal panen, kan ada uang yang akan cair sebesar Rp 6 juta per hektare. Ini kan sangat membantu petani,” ujar Sarwo Edhy.
Untuk lebih meningkatkan pelayanan dan sosialisasi AUTP kepada petani Lebak, Sarwo Edhy menyarankan agar Jasindo sebagai rekanan AUTP ini membuka anak cabang di daerah-daerah rawan banjir area sawahnya.
“Salah satu alasannya, selama ini kan kantor cabangnya baru ada di kota-kota besar. Jadi memang cukup jauh. Saya rasa kalau ada anak cabang di daerah akan lebih mudah baik sosialisasi maupun pelayanan,” kata Sarwo Edhy.
Menurut Sarwo Edhy, jika petani atau kelompok tani yang di awal musim telah terdaftar dalam program AUTP bisa mengajukan klaim saat padinya puso atau gagal panen akibat bencana kebanjiran atau kekeringan. .
“Saat ini baru untuk komoditas padi. Klaimnya sebesar Rp 6 juta per hektare. Jadi sayang kalau petani di Lebak ini belum terdaftar dalam program AUTP ini,” kata Sarwo Edhy.
Mengenai asuransi ini, lanjutnya, untuk preminya dari Rp 180 ribu sebanyak 20 persennya ditanggung petani atau sebesar Rp 36 ribu. Sisanya disubsidi pemerintah.
“Terkait musim hujan, selain program AUTP, Kementan melalui Ditjen PSP telah melakukan berbagai usaha dalam mengatasi kebanjiran,” papar Sarwo.
Upaya penanggulangan gagal panen akibat bencana kebanjiran ini sebenarnya sudah dilakukan. Seperti menginformasikan kepada para petani terkait iklim berdasar pantauan BMKG. Kemudian memberikan rekomendasi budidaya tanaman. Seperti penggunaan varietas toleran kebanjiran.
“Selain itu, dengan meminta petani mengikuti pola tanam yang telah ditetapkan. Termasuk meminta petani untuk menggunakan pupuk organik. Sebab akan meningkatkan daya ikat air dalam tanah,” pungkasnya.
Reporter : Unggul UTW