Wednesday|11-12-2024

FGD Aliansi Kebangsaan, Menuju Cita-cita Nasional dengan Paradigma Pancasila dari Segi Pendidikan

  • Share

BeritaNusantara | Jakarta, Kamis 22 Mei 2019, Sejalan dengan pemerintah terkait pembangunan SDM dari berbagai aspek, hal tersebut tentunya tak lepas dari peran penting dunia pendidikan. Pendidikan juga menjadi salah satu indikator kemajuan suatu bangsa.

Menjadi catatan penting, dunia pendidikan Indonesia saat ini diperhadapkan dengan tantangan yang kompleks ditengah perkembangan dunia yang ditandai dengan akselerasi iptek seperti IR 4.0 dan Society 5.0.

Berangkat dari hal tersebut, Aliansi Kebangsaan pada Jumat (17/5) lalu menggelar kegiatan Focus Group Discussion Mengukuhkan Kebangsaan yang Berperadaban: Menuju Cita-Cita Nasional dengan Paradigma Pancasila dengan topik Pendidkan Mewujudkan Manusia Kreatif yang digelar Aliansi Kebangsaan, Jumat (17/5).

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo menyampaikan, “Agen utama untuk membangun aspek mental-spiritual adalah rezim pendidikanpengetahuan. Agen utama untuk membangun aspek institusional-politikal adalah rezim politik-kebijakan. Sedang agen utama untuk membangun aspek materialteknologikal adalah rezim ekonomi-produksi,” ungkap Pontjo.

“Pertama-tama harus dipahami bahwa hakikat Pembangunan Nasional itu sesungguhnya merupakan gerak berkelanjutan dalam peningkatan mutu peradaban bangsa. Ketahanan nasional sebagai daya sintas suatu bangsa pada dasarnya ditentukan oleh daya (kualitas) budaya dan peradaban yang tercermin dari kondisi-kondisi yang berlangsung pada tiga ranah utama kehidupan manusia: ranah mental-spiritual, ranah institusional-politikal, dan ranah material-teknologikal.”

“Bila masyarakat dilanda kekisruhan, kemandegan, dan keterpurukan, dan tak tahu kunci emansipasinya, maka jurus pamungkasnya adalah pendidikan. Pendidikan yang diperlukan untuk memenuhi tantangan zaman berlandaskan paradigma Pancasila adalah dunia pendidikan yang mampu mengembangkan manusia pembelajar seumur hidup yang berkarakter, kreatif, dengan kemampuan pengurusan (tata-kelola) dan kepemimpinan dalam rangka mengupayakan kebaikan hidup bersama. Dan untuk itu, proses pendidikan harus mampu mengembangkan kreativitas berbasis keragaman kecerdasan insani dengan panduan kompas nilai yang dapat menjaga keselarasan keistimewaan pribadi dengan tertib kosmos dan harmoni dunia,” sambung Pontjo.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Harian Komnas Indonesia untuk UNESCO Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd. yang menjadi salah satu speakers dalam kegiatan tersebut dalam pemaparannnya mengatakan, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepadaTuhanYME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab,” ujarnya.

Selain dihadiri sejumlah tamu undangan sejumlah praktisi dunia pendidikan, kegiatan FGD Aliansi Kebangsaan tersbeut juga menghadirkan sejumlah pembicara lain, diantaranya Yudi Latief P.hD, Dra. Truly Wangsalegawa, Prof. Didin S. Damanhuri,  Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin. Msc, Prof. Dr. H. Arief Rachman, M Pd., dll.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *