Perusahaan IMB Group yang telah berdiri sejak 1994 terdiri dari beberapa unit perusahaan seperti Property, Hotel, Koperasi, Bank, Spa & Gym, Bengkel, Laundry dan kainnya
Bisnis yang di kelola keluarga Andi Idris Manggabarani tersebut tampaknya sengaja dibangun sebagai bisnis keluarga, sehingga tidak heran apabila jabatan-jabatan strategis mulai tingkat paling tinggi hingga kepala unit perusahaan dipegang oleh keluarga inti mereka.

Perusahaan tersebut kini jadi sorotan, pasalnya saat ini dalam bisnis property, beberapa lokasi property IMB Group dalam kondisi mangkrak antara lain perumahan Pesona Alam Sejahtera di Jl. Mustafa Dg. Bunga, Kab. Gowa, Sulsel, Perumahan Nusa Mappala Gowa di Pangkabinanga, Kec. Pallangga, Kab. Gowa, Sulsel dengan luas area lahan ± 4 hektar dan baru 20 % yang telah dibangun perumahan, proyek di Jl. Goa Raya, Sudiang, Biringkanaya, Kota Makassar serta beberapa lokasi lainnya, padahal usaha bisnis ini telah memberikan iming-iming yang menjanjikan kepada para konsumen.
Hasil penelusuran di lokasi beberapa proyek tersebut tidak berjalan dengan baik alias mangkrak, ada yang setengah jadi dan bahkan ada yang baru dalam bentuk pondasi, sementara di lokasi proyek tidak terlihat adanya pekerja.

Penelusuran berlanjut kepada beberapa konsumen dan hasil wawancara menyampaikan bahwa mereka sangat kecewa karena tidak sesuai yang dijanjikan. Salah satu konsumen yang tidak mau disebutkan namanya menyatakan ‘perumahan yang dikelola IMB Group tidak sesuai yang dijanjikan, hanya manis di bibir dan indah di iklan’ katanya.
Konsumen banyak yang protes karena dianggap pengembang tidak mampu memenuhi kewajiban sehingga menuntut uang pembayaran dikembalikan sepenuhnya.
Pantauan di lokasi juga nampak adanya lahan kosong yang telah diberi batas-batas dan patok yang bertuliskan tanah milik PT. IMB Group dan lahan kosong tersebut digunakan oleh warga untuk bertani.
Selain itu terdapat lokasi yang sampai saat ini masih sengketa, karena pihak pengembang perumahan belum membayar lahan tersebut sepenuhnya kepada pemilik tanah.
Sedangkan permasalahan lainnya yang disampaikan oleh warga adalah daerah tersebut merupakan daerah rawan banjir, semakin menambah kekecewaan para konsumen.
Sumber : Kabar Makasar Online